Wednesday, December 24, 2008

Juminten..Juminten



Satu hari Sultan merasa sungguh boring dan bete abis, jadi dia tanya si Kasim, “Kasimku, siapa paling pandai saat ini?”

“Abunawas, Tuanku.” jawab si Kasim.

Sultan pun manggil Abunawas dan baginda bertitah, “Kalau kamu pandai, coba buat satu cerita seratus kata tapi setiap kata mesti dimulai dengan huruf ‘J’.”

Abunawas terperanjat, tapi setelah berpikir, dia pun mulai bercerita:

Jeng Juminten janda judes, jelek jerawatan, jari jempolnya jorok. Jeng juminten jajal jualan jamu jarak jauh Jogja-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe. “Jamu-jamuuu…, jamu jahe-jamu jaheee…!”

Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan.

Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan. Jeng Juminten jerit-jerit: “Jarikku jatuh, jarikku jatuh…”

Juminten jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga.

Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan, juara judo. Jantungnya Jeng Juminten janda judes jadi jedag-jedug.

Juminten janji jera jualan jamu, jadi julietnya Jack.

Johny justru jadi jealous Juminten jadi juliet-nya Jack. Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget.

“Jieehhh, Jack jejaka Jawa, Jum?” joke-nya Johny. Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juminten.

“Jangan jealous, John…” jawab Juminten.

Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil jerawatnya Juminten. Juminten jerit-jerit: “Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!”

Jack jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal Johny, Jebreeet…, Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi jontor juga jendol… jeleekk.

“John, jangan jahilin Juminten…!” jerit Jack.

Jantungnya Johny jedot-jedotan, “Janji, Jack? Janji… Johnny jera,” jawab Johny. Jack jadikan Johny join
jualan jajan jejeran Juminten.

Johny jadi jongosnya Jack-Juminten, jagain jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny “Jolly-jolly Jumper.” Jumpalagi, jek…!!!

Jeringatan: Jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi ja…!!!

JUSAH…!!!

· · · · · · · · · ·



Saturday, December 13, 2008

Leaf Area Density

Leaf Area Index (LAI) is the ratio of the foliage area to the ground area. The measurement of LAI is of fundamental importance in agricultural and ecological research because LAI is a measure of plant growth; it directly affects the interception and absorption of light by the canopy, and it influences the heat balance and evaporation from the landscape.

Methodology 1: Measurements

From ground and from space the Leaf Area Index of the vegetation can be obtained using optical methods. While this methods is relatively simple and fast, it does not provide information about the vertical distribution of the leaf area. To obtain this information empirically, the optical sensor must be placed in different levels inside the vegetation stand. Another method is to pick the leafs from the tree and measure the leaf area based on the collected material. There is an obvious drawback on the second approach related to the tree of interest, but it still is an option.

Methodology 2: Analytical Approaches

Analytical approaches can help in obtaining the LAD distribution especially if the LAI is known. There are a few papers worth while reading on that aspect:

Meir et al. (2000) provide some ideas how the LAD profile for a tropical rain forest might look like. Their paper is basically focusing on the measurement of LAD/LAI using a photographic method, but it is also useful for getting some ideas on LAD for tropical situations.
Attention: The profiles shown in their figures are normalized with the LAI. Before using them as profiles in ENVI-met, you have to re-calculate the absolute values.

Ross et al. (2000) present an empirical model which allows to calculate the distribution of LAD and LAI based on different probability functions. First they calculate the stem height of a plant and then the correlation of the stem height with the stem leaf area. Finally, the stem leaf area is distributed over the stem height and the LAD profile is calculated. However, this method requires some input data, namely the distribution coefficients for the leaf area to be known. This approach is especially useful if the effects of the growing period should be included in the model.

Stadt and Lieffers (2000) show in their paper how they get the plant characteristics for light transmission model for forest stands (MIXLIGHT). Especially Tab. 1 is very useful as it provides values for the LAD statistical distribution of different species.

Finally, a recent and very useful paper is presented by Lalic and Mihailivic (2004), which fits well with the Stadt and Liefers (2000) paper. Lalic and Mihailivic present a very simple and very general method to obtain an LAD profile from very few parameters: type, height and max LAD (which could be extracted for example from the Stadt and Liefers paper)

References:

Meir, P., Grace, J. and Miranda, A. C. (2000): Photographic method to measure the vertical distribution of leaf area density in forests, Agri.Forrest Met., 102, 105-111

Lalic, B. and Mihailovic, D. T. (2004): An empirical relation describing leaf-area density inside the forest for environmental modelling, J.Appl. Met. 43(4) 641-645

Stadt, K. J. and Lieffers, V.J (2000): MIXLIGHT: a flexible light transmission model for mixed-species forest stands, Agri. Forrest Met., 102, 235-252

Ross, J., Ross, V. and Koppel, A. (2000): Estimation of leaf area and its vertical distribution during growth period, Agri. Forrest Met. 101, 237-246




Thursday, December 11, 2008

Mendidik anak..

Pepatah menyatakan "Anak adalah titipan dari yang kuasa" seperti juga pujangga besar Khalil Gibran, dalam sebuah puisinya yang sangat popular menyebutkan".... Mereka adalah putra putri kehidupan. Dari kita mereka ada...tetapi mereka bukanlah milik kita.....dst .
Sesungguhnya, setiap manusia (anak atau dewasa), memiliki hak-hak yang melekat sejak dia menghirup oksigen di muka bumi ini. ". Ironisnya, banyak orang tua yang sering memperlakukan anak-anak mereka dengan semena-mena, otoriter, dengan anggapan, sampai kapanpun anakku adalah anak-anak, yang harus menuruti segala kehendak orang tua. Walaupun yang disebut anak itu mungkin saat ini telah memiliki anak-anak mereka sendiri.

Orang tua = hakim ??

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, maka mendidik anak adalah seni kehidupan yang sangat unik dan spesifik.
Setiap hari menyaksikan ulah anak-anak, dan begitu kenakalan terjadi, hati dan pikiran kita bereaksi, mau diapain anak ini? Cukup diberi pengertian? Atau diperingatkan keras? Atau harus dicubit? Atau .....?
Saat itulah kita siap memvonis bagai seorang hakim. Maka, emosi, kebijaksanaan dan wawasan berpikir sebagai orang tua sangat menentukan, apakah anak merasa diperlakukan secara wajar dan adil oleh orang tuanya terhadap ulah mereka.

Pada sebuah seminar, ada seorang peserta yang bertanya tentang bagaimana kami mendidik anak? Dengan cara baru atau lama? Nah lho, mendidik anak dengan cara baru? (setiap anak melakukan kesalahan, cukup diberi pengertian). Dan cara lama? Dengan pukulan atau kekerasan! Menurut saya, mendidik anak tidak ada cara baru atau lama. Karena kita yang paling tau karakter anak-anak kita, maka cara apapun, asal tidak ekstrim, tidak masalah.

Apakah dalam mendidik anak perlu dipukul? Atau tindakan fisik?

Bagi saya, bila memang diperlukan, bisa saja dilakukan pemukulan (bukan dalam taraf membahayakan). Sekali lagi, kita lah yang paling tau karakter anak sendiri, selama niatnya baik dan kemudian diberi pengertian benar, saya yakin, sebuah pendidikan tidak berbatas pada vonis pemukulan berarti tindak kekerasan dalam rumah tangga. Tetapi lebih dari itu, mendidik anak berarti menghantar mereka dalam pembentukan karakter dan kepribadian sebagai bekal menjadi diri mereka sendiri. Sehingga dikemudian hari, mereka mampu tampil sebagai pribadi yang baik, berguna bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

Karena setiap anak memiliki karakter khas yang berbeda satu sama lain, maka temukan metode dan mendidik anak sesuai dengan karakter mereka masing-masing sehingga anak tidak hanya mampu memperbaiki diri dari sebuah kesalahan tetapi juga terdorong untuk senang secara terus-menerus mengembangkan sisi baiknya.

Penutup.

Keluarga adalah basis pendidikan yang paling utama, dan orang tua merupakan figure utama pendidik dalam keluarga. Keteladanan orang tua merupakan pola pendidikan yang paling ringkas, simple dan efektif. Kasih sayang dan komunikasi antar anggota keluarga ditambah dengan contoh nyata dari figure orang tua merupakan unsur penting dalam mendidik buah hati kita. Orang tua yang luar biasa adalah orang tua yang disegani, ditaati dan diteladani oleh anak-anaknya.

Selamat mengarungi samudra pendidikan anak.
Salam sukses luar biasa !!!!

dikutip dari newslettermotivasi@andriewongso.com

Wednesday, December 10, 2008

Kabar dari Semarang (Kabar Bahagia - Dua)

Alhamdulillah..hari ini Allah memberi limpahan karuniaNya pada ku. Setelah pagi tadi aku mendengar kabar Bapak Ibu dari Tanah Suci, kali ini aku mendengar kabar membahagiakan dari Humaira-ku, istri tercinta-ku.
Siang ini Dia sms mengabarkan bahwa Dia telah memeriksakan kandungannya dan dari hasil periksa tersebut dinyatakan kondisi detak jantung janin normal. Alhamdulillah..Hati-ku sangat lega mengetahui kabar ini.

Saat ini kami memang tengah menunggu kehadiran buah hati kami yang kedua. Usia kehamilan Istri-ku telah mencapai usia 6 bulan. Davin, sulung kami, sudah tak sabar ingin segera menggendong adik-nya. Dia tampak bersemangat ketika sekitar 3 bulan yang lalu kami mengatakan bahwa di perut Bunda-nya ada adik. Sejak saat itu Kakak selalu bertanya kapan adik lahir?
Sebelum mengetahui kabar terakhir ini, kami sedikit khawatir dengan kondisi janin di perut istriku. Sudah hampir 2 minggu, sang janin belum kedut lagi. Padahal di usia segitu mestinya sudah semakin sering terasa kedutan-nya. Kekhawatiran kami bertambah manakala melihat kondisi perut istri-ku yang tidak terlalu dibandingkan teman - temannya yang juga hamil dengan usia kehamilan yang sama. Selain itu sekitar sebulan yang lalu Bunda Davin jatuh dari motor dengan posisi nyungsep alias perut dibawah. Makin bertambah lagi kekhawatiran itu.
Namun saat ini perasaan-ku lega. Kekhawatiran itu tampaknya tak perlu. Insya Allah janin di perut istriku sehat. Aku selalu berdoa memohon kesehatan dan keselamatan bagi semua, janin di perut istriku, istriku, Davin dan semuanya. AMIN..Aku juga mohon doa dari teman - teman yang kebetulan mampir ke blog ini.

Kabar dari Tanah Suci(Kabar Bahagia - Satu)

Pagi ini aku dikejutkan suara bayi dari Hp-ku.(ya..aku memang pakai ringtone suara bayi yang sedang nangis). Seketika aku lihat layar hp itu "unknown".
"Assalamualaikum..." sapaku
"Waalaikumsalam.."terdengar suara lembut bergetar yang tidak asing lagi bagiku...ya suara ibuku.

Ibu dan Bapak saat ini memang sedang berada di Mekah memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji.
"Alhamdulillah.."spontan aku mengucap syukur. Terakhir aku mendengar suara ibu pada hari Jumat sebelum beliau berangkat ke Arofah untuk melakukan wukuf. Ternyata setelah itu beliau mematikan HP agar bisa beribadah dengan tenang di Arofah.
Selanjutnya meluncurlah cerita tentang kabar Ibu dan Bapak mengenai keadaan disana. Bahwa saat ini beliau sedang berada di Mina dan telah melempar jumroh. Nada bahagia terdengar dari suara di seberang sana. Tanpa terasa air mata-ku telah terkumpul di kelopak mata siap mengalir seiring kalimat - kalimat lembut Ibu-ku.
Sambil mendengar cerita Ibu-ku, tak henti - hentinya hatiku mengucapkan syukur ke hadirat Allah. Subhanallah...Alhamdulillah...
Hampir tak terbayangkan oleh Bapak dan terutama Ibu bisa menunaikan ibadah haji. Ini mengingat Bapak sebagai pensiunan guru PNS di sebuah sekolah kejuruan. Benar - benar merupakan anugrah dan rahmat Allah yang sangat besar bagi beliau berdua.
Ya Allah...Aku mohon kesehatan dan keselamatan bagi beliau berdua agar bisa menyelesaikan semua rangkaian ibadah haji ini dengan lancar serta dapat berkumpul kembali bersama kami. Semoga beliau berdua menjadi Haji Mabrur. AMIN..

Sunday, December 7, 2008

KALAH CEPAT dari Sopir Taksi

Sebuah perbuatan akan menjadi naluri manakala kita terlatih melakukannya.Malam ini saya mendapat pelajaran dari seorang sopir taksi. Eh tapi tunggu dulu. Meskipun pelajaran dari seorang sopir taksi bukan berarti pelajaran ngebut seperti judulnya..tapi ini sebuah pelajaran tentang naluri.

Malam ini saya baru saja pulang dari negeri Singa. Setelah bersilaturahmi sambil jalan -jalan dengan saudara saya yang bekerja di sana. Waktu itu saya hendak membayar ongkos taksi yang telah mengantar saya sampai ke Asrama di Universiti Teknlogi Malaysia.(Cerita mengenai bagaimana saya di Malaysia ini Insya Allah akan saya posting lain waktu)

"Berapa PakCika ongkosnya?"
"Enam ringgit sajalah.." Beliau menjawab dengan tenang
Aku buka dompet dan mengulurkan lembaran uang 10 RM. PakCik ini berkata,
"Tak ada lagi uang kecik? Saya tak punya kembaliannya. Begini saja, ini Saya ada 5 ringgit, adik kasih saya 1 ringgit."

Setelah semua saku baju, celana, dompet dan tas saya aduk-aduk, ternyata tidak ada uang 1 ringgit itu bahkan pecahan sen pun tak ada. Akhirnya,
"Maaf PakCik, tak ada.." kataku
Belum sempat saya berpikir apa - apa, tiba - tiba PakCik sopir taksi itu berkata sambil tersenyum,
"Sudah Dik, ini 5 ringgitnya, yang 1 ringgit saya halalkan untuk Adik. Halal."
Kuterima uang 5 ringgit itu sambil berterimakasih.

Setelah taksi itu perlahan berjalan barulah aku sadar..Teng..teng..teng... Subhanallah begitu ringannya PakCik ini mengHALALkan uang 1 ringgit itu. Tampaknya PakCik ini
telah terbiasa melakukan hal itu. Aku yang hanya mengucapkan terima kasih menjadi berpikir, "Ah..kenapa bukan aku saja mengIKHLAS-kan uang kembalian yang 4 ringgit itu. Kenapa aku tak mau mengambil kesempatan untuk memperoleh pahala? Kenapa malah aku biarkan orang lain yang mengambilnya..?" Ah..menyesal sekali aku...

ngeBLOG itu katanya asyik...

katanya ngeBlog itu asyik..apa bener sih? manfaat ngeBlog itu sebenarnya apa to?
ni kutipan dari ayoNgeBlog :

  1. nge-blog itu adalah sebuah pekerjaan yang bermanfaat bagi diri dan bagi orang lain (pengunjung blog kita),
  2. nge-blog itu adalah sebuah pekerjaan yang membawa banyak keuntungan bagi Indonesia
  3. nge-blog itu artinya berbagi pengetahuan, baik itu berbagi pengalaman hidup, berbagi ilmu pengetahuan, atau yang lain,
  4. nge-blog itu artinya mencerdaskan kehidupan bangsa,
  5. nge-blog itu aktivitas yang sangat asyik,
  6. nge-blog mencerdaskan bangsa Indonesia,
mangkanya saya mau mencoba...

Saturday, December 6, 2008

T A R G E T - bagian satu

Sudah hampir 3 hari ini, aku tidak melakukan sesuatu. Aku bahkan tidak tahu apa yang mau aku lakukan. Laptop selalu terbuka dan menyala. Tapi tak menghasilkan sesuatupun. Apa yang aku lakukan hanya klik sana klik sini, tanpa arah yang pasti. Semalam aku mencoba merenung, mengapa bisa begini..? Ternyata jawabannya adalah : karena aku tidak punya yang namanya T A R G E T.Ya target.
Hidup itu memang perlu target. Kenapa? Karena dengan adanya target kita jadi termotivasi untuk menjalani hidup itu sendiri. Dengan adanya target kita bisa mengukur seberapa jauh apa yang sudah kita lakukan.Dengan adanya target kita jadi tahu apa yang belum dan sudah kita kerjakan..

Pertanyaan selanjutnya adalah : bagaimana menentukan target itu sendiri?

Friday, December 5, 2008

First Post

Bismillaahirrohmaanirrohim

Segenap puji hanya bagi Allah yang melimpahkan rahmatNya serta memberikan keberanian untuk membuat sebuah blog...

Niatan untuk membuat blog sebenarnya telah mengendap sejak beberapa waktu yang lalu. namun karena berbagai sebab, baik personal maupun teknis akhirnya baru kali ini niat tersebut dapat diwujudkan.

Dalam perjalanan waktu nantinya, blog ini mungkin akan berkembang dan atau berubah, baik dari sisi format, isi tulisan bahkan judul blog. Saran dan komentar dari warga maya sangat saya hargai.

Mudah - mudahan apa yang saya lakukan ini membawa manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Terima kasih