Monday, September 19, 2011

Jangan remehkan kloset jongkok

Para ahli dari berbagai negara telah mengkaji perbandingan pemakaian kloset jongkok dengan kloset duduk sejak 1980-an.  Salah satu peneliti, yaitu Dr. Saeed Rad dari Iran menyimpulkan bahwa, posisi jongkok saat buang hajat lebih baik dibandingkan posisi duduk. Hasil temuan ini serupa dengan kesimpulan para ahli lainnya, yakni pertama, posisi jongkok membuat pembuangan lebih lancar dan tuntas. Otot-otot sekitar usus besar lebih nyaman bekerja karena otot paha saat jongkok ikut membantu peregangan. Hal ini dapat mencegah terjadinya hernia.
Selain itu saat posisi duduk dan mengejan, ada beberapa syaraf rentan terkena tekanan misalnya syaraf kandung kemih, prostat, dan rahim. Sementara posisi jongkok melindungi syaraf-syaraf tersebut dari kerusakan.
Ketiga, ketika seseorang dalam posisi jongkok, katup antara usus besar dan usus kecil menutup. Sehingga, mencegah usus kecil terkontaminasi bakteri dari usus besar.
Keempat, khususnya bagi ibu hamil, posisi berjongkok menghindari rahim tertekan ketika membuang air. Jika dilakukan setiap hari, maka akan membantu persalinan secara normal. Posisi jongkok juga merupakan posisi alami manusia saat melahirkan.
Mulyadi Tedjapranata, seorang dokter dari Klinik Medizone di Apartemen Taman Kemayoran, Jakarta Pusat menambahkan penggunaan kloset duduk dalam jangka panjang akan memperbesar risiko terjadi infeksi saluran kencing yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan berkemih. Permukaan toilet umumnya menjadi perantara penyebaran kuman penyakit. Penggunaan toilet jongkok justru lebih baik karena akan membuat pengguna tidak bersentuhan langsung dengan permukaan toilet. Hal ini menjadikan kloset jongkok sebenarnya lebih higienis dibandingkan kloset duduk.
Tak hanya itu, penggunaan kloset duduk juga membuat otot saluran kencing bekerja lebih keras saat mengejang atau mengeluarkan urine. Dalam tahap ringan, infeksi saluran kemih biasanya ditandai dengan anyang-anyangan atau keluarnya air seni yang tak tuntas, sakit perut bagian bawah, serta rasa sakit saat akhir buang air kecil. Kondisi ini tentu mengganggu aktivitas kita. Bahkan, kalau dibiarkan berlarut, ini bisa menimbulkan infeksi pada saluran kencing, gangguan psikososial seperti depresi dan gangguan tidur.

0 comments: