Sunday, December 7, 2008

KALAH CEPAT dari Sopir Taksi

Sebuah perbuatan akan menjadi naluri manakala kita terlatih melakukannya.Malam ini saya mendapat pelajaran dari seorang sopir taksi. Eh tapi tunggu dulu. Meskipun pelajaran dari seorang sopir taksi bukan berarti pelajaran ngebut seperti judulnya..tapi ini sebuah pelajaran tentang naluri.

Malam ini saya baru saja pulang dari negeri Singa. Setelah bersilaturahmi sambil jalan -jalan dengan saudara saya yang bekerja di sana. Waktu itu saya hendak membayar ongkos taksi yang telah mengantar saya sampai ke Asrama di Universiti Teknlogi Malaysia.(Cerita mengenai bagaimana saya di Malaysia ini Insya Allah akan saya posting lain waktu)

"Berapa PakCika ongkosnya?"
"Enam ringgit sajalah.." Beliau menjawab dengan tenang
Aku buka dompet dan mengulurkan lembaran uang 10 RM. PakCik ini berkata,
"Tak ada lagi uang kecik? Saya tak punya kembaliannya. Begini saja, ini Saya ada 5 ringgit, adik kasih saya 1 ringgit."

Setelah semua saku baju, celana, dompet dan tas saya aduk-aduk, ternyata tidak ada uang 1 ringgit itu bahkan pecahan sen pun tak ada. Akhirnya,
"Maaf PakCik, tak ada.." kataku
Belum sempat saya berpikir apa - apa, tiba - tiba PakCik sopir taksi itu berkata sambil tersenyum,
"Sudah Dik, ini 5 ringgitnya, yang 1 ringgit saya halalkan untuk Adik. Halal."
Kuterima uang 5 ringgit itu sambil berterimakasih.

Setelah taksi itu perlahan berjalan barulah aku sadar..Teng..teng..teng... Subhanallah begitu ringannya PakCik ini mengHALALkan uang 1 ringgit itu. Tampaknya PakCik ini
telah terbiasa melakukan hal itu. Aku yang hanya mengucapkan terima kasih menjadi berpikir, "Ah..kenapa bukan aku saja mengIKHLAS-kan uang kembalian yang 4 ringgit itu. Kenapa aku tak mau mengambil kesempatan untuk memperoleh pahala? Kenapa malah aku biarkan orang lain yang mengambilnya..?" Ah..menyesal sekali aku...

0 comments: